Article, Rigging

Apa Itu Lifting Plan dan Rigging Plan? Ini Pentingnya untuk Proyek Besar

Jangan biarkan kelalaian kecil berubah menjadi tragedi besar. Kurangnya perencanaan lifting dan rigging sering menjadi akar masalah kecelakaan kerja. 

Mari pahami pentingnya membuat lifting plan dan rigging plan guna mencegah kecelakaan kerja!

Apa Itu Lifting Plan dan Rigging Plan?

Lifting plan dan rigging plan adalah dua dokumen penting dalam kegiatan pengangkatan dan pemindahan berat.

Lifting plan berfungsi sebagai panduan yang menjelaskan prosedur, penilaian risiko, pemilihan peralatan, hingga langkah keselamatan yang wajib diikuti. Dengan begitu, Anda dapat meminimalkan potensi kecelakaan, mencegah kerusakan aset, dan memastikan kegiatan pengangkatan berlangsung sesuai standar keselamatan kerja.

Sementara itu, rigging plan adalah bagian penting dari lifting plan yang secara khusus mengatur penggunaan peralatan rigging seperti sling, shackle, dan pengait lainnya. Dokumen ini memastikan teknik pengikatan beban dilakukan dengan benar agar beban dapat diangkat dengan aman dan terkendali.

Mengapa Lifting Plan dan Rigging Plan Penting untuk Proyek Besar?

Tanpa penyusunan lifting plan dan rigging plan proses pengangkatan beban dapat berakibat fatal. Karena itu, rencana ini wajib dipatuhi dan harus mengikuti standar seperti OSHA (Occupational Safety and Health Administration), ASME (American Society of Mechanical Engineers), serta regulasi nasional seperti Permenaker Indonesia.

Dengan mematuhi standar keselamatan tersebut, efektivitas pengerjaannya di lapangan terjamin karena:

  • Mengurangi resiko kecelakaan kerja karena potensi bahaya bisa diidentifikasi sejak awal.
  • Keamanan pekerja dan material terjamin berkat pemilihan alat angkut dan teknik rigging yang sesuai.
  • Hambatan operasional dapat diminimalkan berkat perencanaan yang matang.

Komponen Utama Lifting Plan dan Rigging Plan

Berikut komponen penting yang wajib ada dalam setiap rencana pengangkatan:

1. Identifikasi Beban dan Berat

Langkah pertama adalah mengetahui dengan pasti beban yang akan diangkat. Analisis ini mencakup berat aktual, dimensi, bentuk, serta titik berat (center of gravity) agar beban tetap stabil saat diangkat. 

Pastikan untuk:

  • Ukur atau hitung berat beban, jangan hanya mengira-ngira.
  • Gunakan alat bantu seperti load cell atau dynamometer untuk hasil akurat.
  • Pastikan distribusi beban sudah sesuai agar tidak terjadi slip atau ketidakseimbangan.

2. Kapasitas Alat Angkat

Alat angkat seperti crane, forklift, maupun rigging gear memiliki kapasitas maksimum yang tidak boleh dilampaui. Jadi, lifting plan harus memuat detail ini lengkap dengan kondisi aktual alat.

Karena itu, penting untuk:

  • Periksa load chart sesuai derajat boom dan radius kerja.
  • Pastikan kapasitas alat memiliki margin aman minimal 50% di atas berat beban.
  • Lakukan inspeksi rutin (minimal 6 bulan sekali) meliputi hook, sling, chain block, dan sistem hidrolik.

3. Jalur Pergerakan Beban

Rute pengangkatan tidak boleh ditentukan sembarangan. Jalur yang salah bisa mengancam pekerja maupun aset. Sebab itu, pastikan jalurnya aman dengan:

  • Lakukan tinjauan area kerja dan pastikan bebas hambatan.
  • Tandai zona aman dan batasi akses untuk personel yang tidak berkepentingan.
  • Jika perlu, lakukan simulasi pergerakan beban untuk mengantisipasi potensi bahaya.

4. Personel yang Bertanggung Jawab

Tanpa personel yang kompeten, rencana paling detail pun bisa gagal. Oleh karena itu, rigging plan harus menegaskan siapa yang bertanggung jawab di lapangan. Konfirmasi personel Anda dengan:

  • Pastikan operator crane dan rigger memiliki sertifikat kompetensi yang valid.
  • Seluruh personel harus memahami prosedur pengangkatan melalui briefing keselamatan.
  • Tetapkan supervisor untuk mengawasi jalannya operasi dan memastikan koordinasi berjalan baik.

5. Prosedur Darurat

Setiap lifting plan wajib memuat protokol darurat. Kegagalan alat, kondisi cuaca mendadak, atau kesalahan teknis harus diantisipasi dengan cara:

  • Siapkan jalur komunikasi darurat dan langkah evakuasi.
  • Pastikan alat pemadam, peralatan penyelamatan, dan komunikasi cadangan tersedia.
  • Uji kesiapan personel terhadap skenario darurat sebelum pekerjaan dimulai.

6. Checklist Inspeksi Pra-Operasional

Sebelum crane atau rigging gear mulai digunakan, checklist wajib diisi untuk memastikan semua komponen siap pakai.

Cek dan pastikan:

  • Kondisi alat harus bersih, bebas kerusakan, dan sesuai standar.
  • Load chart tersedia dan dipahami oleh operator.
  • Uji komunikasi antar tim untuk menghindari miskomunikasi.
  • Pastikan cuaca dan kondisi lapangan aman untuk kerja

Risiko Jika Tidak Menggunakan Lifting Plan dan Rigging Plan

Tanpa perencanaan yang jelas, keselamatan pekerja, keberlangsungan proyek, hingga reputasi perusahaan bisa dipertaruhkan. Berikut beberapa dampak serius yang mungkin terjadi:

1. Kecelakaan dan Cedera Pekerja

Tanpa perhitungan dan prosedur yang tepat, risiko kecelakaan meningkat tajam. Material bisa jatuh, crane berpotensi terguling, atau rigging gagal berfungsi. Akibatnya, pekerja berisiko mengalami cedera berat bahkan kehilangan nyawa.

2. Kerusakan Peralatan dan Material

Beban yang salah hitung atau teknik pengikatan yang keliru dapat merusak alat berat, peralatan rigging, hingga material yang sedang diangkat. Kerugian ini tidak hanya menambah biaya, tetapi juga memperlambat progres pekerjaan.

3. Penundaan Proyek dan Kerugian Finansial

Kesalahan dalam proses pengangkatan biasanya berujung pada downtime alat, kebutuhan perbaikan, hingga investigasi kecelakaan. Semua ini membuat proyek tertunda dan menambah beban biaya operasional, termasuk risiko klaim asuransi.

4. Gangguan Reputasi Perusahaan

Kecelakaan akibat kelalaian penggunaan lifting plan dan rigging plan akan mencoreng nama perusahaan. Kepercayaan klien bisa berkurang, dan peluang mendapatkan proyek baru akan semakin sulit.

5. Pelanggaran Hukum dan Regulasi K3

Mengabaikan perencanaan pengangkatan berarti melanggar standar keselamatan kerja. Konsekuensinya serius: mulai dari sanksi hukum, denda besar, hingga penghentian proyek oleh otoritas berwenang.

Bagaimana Cara Memastikan Rigging Plan Sesuai Kapasitas Alat Angkat?

Gunakan load chart resmi dari produsen crane atau forklift. Perhatikan faktor keamanan dengan menyediakan margin minimal 50% lebih besar dari berat beban (SWL). Jangan abaikan sling angle factor, karena sudut rigging dapat mengurangi kapasitas angkat efektif.

Uji dengan beban lebih besar (1,25–1,5 kali beban kerja) untuk memastikan alat dan rigging gear dapat digunakan dengan aman.

Pilih Alat Lifting dan Rigging Berkualitas di Mega Jaya

Jangan biarkan proyek Anda jadi korban karena mengandalkan alat yang tidak teruji. Setiap komponen rigging harus aman, kuat, dan bersertifikat.

Amankan proyek Anda dengan produk lifting dan rigging dari Mega Jaya. Mega Jaya hadir dengan produk terlengkap mulai dari sling wire rope, manual hoist, electric hoist dari 12 merek internasional ternama, teruji dengan standar global, dan dipercaya industri lebih dari 40 tahun. 

Dapatkan peralatan lifting terbaik dan pastikan proyek Anda aman. Langsung konsultasikan kebutuhan Anda melalui WhatsApp!

 

FAQ Seputar Lifting Plan

  1. Siapa yang wajib menyusun lifting plan?
    Engineer proyek atau lifting supervisor bersama HSE.
  2. Apakah lifting plan berlaku untuk semua pengangkatan?
    Wajib untuk pengangkatan kompleks, berat, atau berisiko tinggi.
  3. Kapan lifting plan harus dibuat?
    Sebelum pelaksanaan setiap pengangkatan, terutama untuk beban berat dan operasi yang kompleks.
  4. Bagaimana memastikan lifting plan aman?
    Dengan inspeksi alat, verifikasi kapasitas, pelatihan personel, dan review risiko secara menyeluruh.
  5. Bisakah lifting plan digunakan untuk pengangkatan biasa?
    Ya, walaupun untuk pengangkatan rutin bisa menggunakan versi singkat, tapi tetap harus ada perencanaan keselamatan.