Article, Rigging

Rigging Offshore: Panduan Lengkap Peralatan & Teknik Angkat Beban di Lingkungan Laut

Sudah yakin rigging offshore yang Anda pakai sudah sesuai standar? Faktanya, masih banyak operator yang terlalu percaya diri, lalu baru sadar saat crane berhenti bekerja karena sling putus atau shackle rusak.

Karena itu, mari simak panduan lengkap alat dan teknik angkat beban untuk operasi rigging offshore!

Apa itu Rigging Offshore dan Mengapa Penting?

Rigging offshore adalah serangkaian proses dan teknik menggunakan peralatan khusus seperti crane, sling, shackle, hook, dan peralatan lain untuk mengangkat, memindahkan, dan menempatkan beban berat di lepas pantai.

Proses ini penting untuk operasional offshore karena:

  • Menjamin keselamatan kerja di lingkungan laut yang berisiko tinggi.
  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi angkat di lokasi offshore.
  • Menjaga stabilitas beban saat terpengaruh gelombang dan angin laut.
  • Mengurangi risiko kecelakaan dan kerusakan alat, yang bisa berdampak fatal secara operasional dan finansial.

Singkatnya, rigging offshore memastikan setiap pengangkatan beban berat di laut lepas berlangsung aman, efektif, dan sesuai standar profesional, tanpa membahayakan tim atau aset Anda.

Alat Utama Rigging Offshore dan Fungsinya

Setiap operasi angkat di lingkungan laut membutuhkan alat khusus. Inilah beberapa alat utama yang digunakan:

 1. Derrick Crane

Alat ini adalah crane utama di barge atau kapal offshore untuk pengangkatan beban sangat berat. Derrick crane biasanya digunakan untuk pekerjaan pemasangan platform minyak dan instalasi pipa bawah laut karena kapasitas angkatnya yang tinggi dan stabilitasnya di laut yang menantang.

Sistem rigging-nya bekerja dengan struktur:

  • Menara (Mast/Derrick) yang menjadi penguat utama crane.
  • Boom (lengan crane) bertugas menjangkau beban dan mengangkatnya dari berbagai posisi.
  • Wire rope menghubungkan drum hoist ke hook, menjadi jalur pengangkat utama.
  • Drum hoist menjadi tempat penggulung wire rope yang mengatur pengangkatan dan penurunan beban.
  • Shackle dan hook mengaitkan beban ke wire rope untuk memastikan sambungan aman.
  • Swivel dipasang antara hook dan beban untuk mencegah tali kusut saat beban berputar.
  • Sling (chain, webbing, round) mendistribusikan tekanan beban.
  • Load binder mengencangkan sling atau rantai agar beban tetap stabil.

2. Offshore Pedestal Crane

Ini adalah crane dipasang pada tiang atau pedestal tetap di atas kapal atau platform laut.  Offshore pedestal crane ini digunakan untuk operasi dek, pemindahan kargo, dan pemasangan alat berat di offshore.

Struktur dari alat ini adalah:

  • Pedestal (tiang penyangga) yang dipasang pada struktur dek kapal untuk menahan seluruh beban crane dan beban angkat.
  • Slewing unit yang terdiri dari slewing bearing, motor penggerak, dan sistem transmisi untuk rotasi crane.
  • Boom (lengan crane) yang bisa diatur sudut dan panjangnya sesuai kebutuhan pengangkatan.
  • Hoist mechanism yang terdiri dari drum motor, wire rope, dan katrol. Drum menggerakkan wire rope untuk mengangkat dan menurunkan beban.
  • Hook yang terpasang di ujung wire rope hoist untuk mengaitkan beban yang akan diangkat.

3. Overhead Crane

Overhead crane biasanya terpasang di struktur indoor, dek kapal, atau platform dan digunakan untuk memindahkan beban secara horizontal di atas area kerja. Dalam lingkungan offshore, overhead crane memudahkan pemindahan barang dan peralatan di ruang terbatas dengan lebih efisien.

Struktur overhead crane terdiri dari:

  • Girder, struktur utama horizontal yang membentang di atas area kerja, biasanya berbentuk I-Beam atau welded box yang kuat menopang seluruh berat beban dan alat angkat.
  • Runway Rail yang terpasang di sisi kanan dan kiri girder supaya crane bisa bergerak maju-mundur sepanjang area kerja.
  • Trolleyunit yang bergerak secara horizontal di sepanjang girder, membawa hoist dan hook untuk mengangkat beban.
  • Hoist mechanism yang terdiri dari drum penggulung wire rope atau rantai untuk mengangkat dan menurunkan beban.
  • Hook yang terpasang pada trolley lewat hoist untuk langsung mengaitkan beban.

4. Sistem Jangkar dan Mooring

Jangkar berfungsi untuk menahan posisi kapal, rig, atau platform agar tidak berpindah akibat gelombang, arus, atau angin. Jenis jangkar yang umum digunakan di offshore antara lain:

  • Drag embedment anchor: Jangkar yang diseret hingga masuk ke dasar laut, sehingga memanfaatkan gesekan tanah untuk menahan posisi.
  • Suction piles : Pipa tubular yang didorong ke dasar laut, lalu air dikeluarkan dengan pompa untuk menahan jangkar di tempatnya, efektif untuk pasir, lumpur, dan tanah lempung.
  • Vertical load anchor: Jangkar yang dapat menahan gaya vertikal dan horizontal, sering dipakai di sistem taut leg.

Sedangkan sistem mooring dirancang untuk menahan kapal atau platform tetap pada posisinya dengan elastisitas dan kekuatan yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Sistem ini terdiri dari kabel, rantai, atau tali yang menghubungkan jangkar di dasar laut ke struktur apung.

Sistem mooring dirancang dengan berbagai konfigurasi seperti:

  • Catenary system: Menggunakan tali mooring yang menggantung bebas secara horizontal di dasar laut, cocok untuk perairan dangkal.
  • Taut leg system : Menggunakan tali mooring yang kencang dan disambungkan pada jangkar pada sudut tertentu, efektif untuk kedalaman sedang hingga dalam.
  • Semi-taut dan spread mooring: Kombinasi kedua sistem sebelumnya yang memberikan stabilitas tambahan.
  • Single point mooring: Menghubungkan tali mooring ke satu titik pengikatan, memungkinkan perputaran kapal 360 derajat.
  • Dynamic positioning: Sistem tambahan yang menggunakan computer dan thruster untuk posisi stabil tanpa menggunakan mooring line.

Teknik dan Prosedur Rigging yang Aman

Ikuti beberapa langkah berikut untuk memastikan setiap prosedur terlakasana secara aman:

  • Buat rencana rigging rinci dengan mempertimbangkan berat beban, titik pengikatan, dan peralatan.
  • Pastikan kapasitas alat melebihi beban berat, minimal 1,5 kali.
  • Pilih wire rope, sling, shackle, dan hook yang sesuai beban dan kondisi kerja, pastikan alat memiliki sertifikasi uji, lalu lakukan inspeksi rutin untuk mendeteksi kerusakan.
  • Pastikan beban dikaitkan secara seimbang menggunakan sling dan shackle yang tepat.
  • Jangan memotong sling untuk memperpendek beban, sebaiknya gunakan teknik pengikatan standar.
  • Pastikan komunikasi antarpersonel berjalan lancar dan jelas, terutama selama gerakan angkat dan pemindahan beban.
  • Gunakan peralatan pengaman seperti limit switch dan rem untuk mencegah pengangkatan yang melebihi kapasitas.

Perbedaan Rigging Offshore vs Rigging Umum

Rigging offshore dan rigging umum memiliki karakteristik berbeda yang perlu diketahui:

Aspek Offshore Darat/Konstruksi
Lingkungan Air asin, gelombang, dek basah Debu, hujan, angin darat
Material Coating/galvanis maritim, opsi stainless Coating umum
Prosedur Batas cuaca & faktor dinamis lebih ketat Faktor dinamis lebih rendah
Inspeksi Lebih sering & terdokumentasi Periodik standar proyek

Tingkatkan Keamanan Operasi Offshore dengan Rigging yang Tepat

Amankan proyek Anda dengan alat lifting dan rigging berstandar industri dari Mega Jaya. Mega Jaya telah dipercaya perusahaan ternama karena menyediakan peralatan lifting terlengkap dari ridging hardware, wire rope, hinggagirder trolley, hoist, semua dengan standar kualitas tinggi dan harga yang bersaing.

Tingkatkan keamanan operasi offshore Anda bersama Mega Jaya. Cek produknya sekarang atau dapatkan konsultasi gratis via WhatsApp.

FAQ

  1. Apa beda derrick vs overhead crane?
    Derrick atau pedestal crane bekerja di area terbuka platform atau kapal untuk transfer beban, sementara overhead crane terpasang di lintasan tetap seperti untuk indoor/workshop.
  2. Sling apa yang cocok untuk laut?
    Umumnya wire rope sling galvanis dengan pelumasan pabrik dan terminasi rapi (ferrule/thimble/socket) serta tambahan pelindung tepi.
  3. Seberapa sering alat rigging diperiksa?
    Setiap akan dipakai (cek cepat) dan berkala sesuai jam kerja atau siklus. Ganti bila ada tanda kerusakan seperti wire putus, deformasi, korosi berat.
  4. Bagaimana memilih hook yang tahan korosi?
    Pilih hook berpengaman (latch) dan berlapis anti-korosi, pastikan WLL sesuai rencana angkat dan cocok dengan shackle/master link.
  5. Apakah ada standar khusus untuk offshore?
    Ikuti praktik keselamatan yang berlaku di proyek Anda, sebaiknya minta dokumen, penandaan, dan instruksi perawatan dari pemasok. Tim Megajaya dapat membantu.